Batik Hokokai merupakan salah satu bukti bahwa
sejarah panjang Indonesia banyak dipenuhi dengan bertemunya kebudayaan
Indonesia dengan kebudayaan-kebudayaan bangsa lain. Pertukaran antar budaya
intu dapat memberikan pengaruh yang membekas dalam kehidupan masyarakat yang
akan masih melekat bahkan lama jauh setela proses pertukaran budaya itu
terjadi.
Mulai dari pertukaran dengan bangsa Tiongkok, India, Melayu,
Mongol, sampai dengan datangnya bangsa colonial dari Belanda dan Jepang
meninggalkan jejak-jejak yang masih tertinggal dalam di Indonesia. Bahasa,
kesenian, dan kerajinan tangan seperti keramik dan lukisan. Semua itu
menunjukkan khazanah Indonesia yang selalu
berkembang setiap waktu.
Batik yang menjadi salah satu Icon kebudyaan Jawa dari dulu
tidak lepas dari pengaruh ini. Masuknya Jepang ke Indonesia pada Era Perang
dunia kedua walaupun memberikan ingatan buruk tetap memberikan masukan baru
pada perkembangan dunia Batik Nusantara.
foto:http://www.tribaltrappings.com/TIJ104.php |
Batik Hokokai sendiri termasuk motif batik yang baru-baru ini
hadir. Berbeda dengan motif yang sudah puluhan bahkan ratusan tahun muncul,
Batik Hokokai pertama kali hadir dan diperkenalkan pada tahun 1944-1945 di
daerah Pekalongan, tahun dimana Jepang masuk dan menguasai sebagian besar pulau
Jawa. Asal mula batik ini muncul awalnya dibuat oleh pengrajin-pengrajin batik
di Pekalongan untuk diberikan sebagai hadiah kepada Pejabat-Pejabat Jepang yang
duduk di pemerintahan dan Militer.
Kalau kita perhatikan baik-baik, sedikit berbeda dengan motif
batik yang lebih dulu muncul sebelumnya, motif Batik Hokokai jauh lebih
berwarna dengan nuansa Floral dan Kupu-kupu. Pada motif Batik Hokokai kita bisa
melihat ada bemacam-macam bunga. Mulai dari Dahlia, Krisantenum, Sakura, dan
Anggrek.
Kenapa motif ini dipilih? Motif ini disesusaikan dengan kesukaan
orang Jepang. Kalau Pembaca familiar dengan Kimono, kain ini memiliki banyak
varian dan motif, salah satu motif yang banyak ditemukan adalah motif bunga dan
floral. Hal ini lah yang kemudian disadari oleh para Pengrajin. Pengrajin
mencoba untuk menerapkan motif-motif serupa kimono itu dalam motif batik agar
para Tentara Jepang tertarik dan mau membeli batik produksi mereka ini.
Keberanian menampilkan motif batik dengan konsep
berwarna-warni cukup mendobrak stigma batik yang awalnya hanya muncul dengan variasi
warna yang tidak terlalu banyak dan cenderung hadir dengan nuansa gelap,
Hokokai muncul dengan nafas baru di dunia perbatikan. Suatu inovasi yang
memberikan nuansa baru pada perkembangan batik tanah air.
Selain variasi motif yang semakin luas, pembuatan batik
Hokokai juga memberikan dampak positif pada perkembangan teknik pembuatan batik
di pulau Jawa. Motif Hokokai merupakan sebuah motif batik dengan kesulitan jauh
lebih tinggi dari batik yang biasanya mereka produksi. Kerumitan motif,
dekorasi yang detail dan sangat banyak, warna yang bervariasi, semua itu
berakumulasi membuat waktu pembuatan pun jadi membengkak. Pembuatan batik ini
bisa mencapai satu hingga dua tahun. Waktu yang sangat lama.
Kerumitan dan kompleksitas produksi batik ini tetap dipertahankan
walaupun tantara Jepang sudah keluar dari tanah Indonesia. Pengrajin-pengrajin
kini memiliki skill yang meningkat dengan variasi-variasi serta permainan warna
yang jauh lebih meningkat dari sebelum Tentara Jepang hadir di Indonesia.
Begitulah pembaca, walau pendudukan Jepang di Indonesia
memberikan banyak cerita dan kenangan buruk,
di balik itu semua muncul beberapa buah-buah manis positif yang masih
bisa dinikmati dan dikembangkan sampai saat ini. Salah satunya ialah batik
Hokokai ini. Sebuah batik luar biasa dengan cerita perkembangan dalam yang menjadi
warisan budaya yang terus dicintai hingga saat ini.